[1]- Allah -Ta’aalaa- berfirman:
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الأبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
“Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata: “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung.”.” (QS. Yusuf: 23)
[2]- Wanita adalah fitnah/ujian terbesar dalam kehidupan laki-laki; maka seorang mukmin hendaknya waspada: jangan sampai melepaskan pandangannya kepada yang haram, jangan berduaan dengan wanita yang bukan mahram, dan jangan membiarkan fikiran membayangkan wanita yang tidak halal baginya.
[Lihat: “It-haaful Ilf” (I/310 & 335)]
Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan bagi laki-laki sebuah fitnah/ujian yang lebih berbahaya dibandingkan kaum wanita.”
[Muttafaqun ‘Alaihi: HR. Al-Bukhari (no. 5096) dan Muslim (no. 2740), dari Usamah bin Zaid -radhiyallaahu ‘anhumaa-]
[3]- PERINGATAN!!!
Apa kalian kira mudah untuk keluar dari fitnah (ujian kaum) wanita?
Yang fitnah-nya bisa mengantarkan kepada zina?
Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda tentang para pezina yang beliau lihat dalam mimpinya:
فَانْطَلَـقْنَا إِلَى ثَقْبٍ مِثْلِ التَّــنُّوْرِ، أَعْلاَهُ ضَـيِّـقٌ وَأَسْفَلُهُ وَاسِعٌ؛ يَتَوَقَّدُ تَـحْتَهُ نَارًا، فَإِذَا اقْتَرَبَ؛ ارْتَفَعُوْا حَتَّى كَادَ أَنْ يَـخْرُجُوْا، فَإِذَا خَـمَدَتْ؛ رَجَعُوْا فِيْهَا، وَفِيْهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ،…
“Maka kami pergi menuju sebuah lubang mirip tungku perapian; bagian atasnya sempit dan bawahnya lebar, di bawahnya dibakar perapian, jika pembakaran itu mendekati (orang-orang yang ada di dalamnya-pent); maka mereka naik sampai hampir keluar (dari tungku tersebut), dan jika apinya padam; maka mereka kembali (turun) lagi. (Orang-orang) yang ada di dalamnya adalah: para laki-laki dan perempuan yang telanjang…”
[Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 1386)]
“Maka perhatikanlah ke-sesuai-an antara adzab (siksaan) ini dengan keadaan hati mereka (para pezina) di dunia: Dimana tiap kali mereka berke-ingin-an untuk bertaubat meninggalkan perbuatan mereka dan keluar dari tungku api syahwat, menuju ”lapangan” taubat; maka mereka mundur dan kembali lagi setelah tadinya hampir keluar.”
[“Raudhatul Muhibbiin Wa Nuz-hatul Musytaqiin” (II/597) karya Imam Ibnu Qayyim AL-Jauziyyah -rahimahullaah-]
Maka bandingkanlah dengan keadaan orang yang sudah ter-fitnah (terkena ujian) wanita (walaupun -alhamdulillaah- tidak sampai kepada zina)….
Betapa pun dia ingin mengeluarkan diri darinya….
Walau pun sudah beberapa kali dia ingin bertaubat dan -bahkan- hampir keluar darinya….
Akan tetapi: dia kembali jatuh untuk kesekian kalinya….
Ingatlah sabda Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلاَّ وَلَهُ ذَنْبٌ يُعْتَادُهُ الْفَيْنَةَ بَعْدَ الْفَيْنَةِ، أَوْ ذَنْبٌ هُوَ مُقِيْمٌ عَلَيْهِ؛ لاَ يُفَارِقُهُ حَتَّى يُفَارِقَ الدُّنْيَا، إِنَّ الْمُؤْمِنَ خُلِقَ مُفَتَّـنًا تَوَّابًا نَسَّاءً، إِذَا ذُكِّرَ؛ ذَكَرَ
“Tidaklah seorang hamba mukmin; melainkan dia memiliki sebuah dosa yang sekali-kali dia lakukan, atau dosa yang terus dia lakukan dan tidak ditinggalkan sampai dia (mati) meninggalkan dunia. Sungguh, mukmin itu diciptakan dengan banyak ujian (musibah dan kemaksiatan-pent), sering bertaubat (dari dosa); akan tetapi juga banyak lupa (sehingga kembali pada dosanya-pent), jika diingatkan; maka dia akan ingat (sehingga kembali bertaubat-pent).”
[Shahih: HR. Ath-Thabrani dalam “Al-Mu’jamul Kabiir” (XI/304, no. 11810), dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani -rahimahullaah-. Lihat “Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah” (no. 2276)]
[4]- CATATAN:
Yang -juga- perlu diperhatikan adalah: bahwa fitnah/ujian wanita bukan hanya menimpa laki-laki yang belum menikah….
Akan tetapi -juga- mengenai para pria yang sudah berumah tangga…..
Allaahul Musta’aan Wa ‘Alaihit Tuklaan (Allah-lah Yang Dimintai pertolongan dan hanya kepada-Nya-lah (kita) bertawakkal)….
Nas-alullaahas Salaamah Wal ‘Aafiyah (kita minta kepada Allah keselamatan dan ‘afiyah)….
[5]- Do’a Agar Diberikan Ketetapan Hati
Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- memperbanyak do’a agar diberi ketetapan (ke-istiqamah-an).
اَللّٰهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ، صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
“Ya Allah, yang mengarahkan hati; arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepada-Mu.”
يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ
“Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.”
[Lihat: DO’A & WIRID (hlm. 336- cetakan ke-32) karya Fadhilatul Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas -hafizhahullaah-]
– Ditulis oleh Ustadz Ahmad Hendrix حفظه الله تعالى