Sholat berjamaah di masjid wajib bagi laki-laki kecuali karena udzur syar’i seperti sakit, hujan dan lain sebagainya.
Dari Abu Hurairah, Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh. Kalau mereka mengetahui keutamaan yang terdapat dalam kedua shalat tersebut, mereka akan mendatanginya walau pun dengan merangkak.
Aku sangat ingin memerintahkan shalat (dikerjakan), lalu dikumandangkan iqomat dan kuperintahkan seseorang untuk mengimami para jama’ah. Sementara itu aku pergi bersama beberapa orang yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak ikut shalat berjama’ah dan membakar rumah-rumah mereka dengan api.” [HR. Bukhari no. 644 dan Muslim no. 651]
Orang-orang munafik sifatnya malas ke masjid khususnya pada sholat Isya dan Subuh sangat berat sekali -seberat-berat sholatnya orang munafik-. Sifat ini harus kita hilangkan dari kaum muslimin khususnya diri kita sendiri -kalau mau terhindar dari sifat nifaq-.
Laki-laki itu disifatkan dengan gagah dengan berani melangkahkan kakinya sholat berjama’ah ke masjid, kalau dirumah itu utamanya sholat bagi perempuan; -apakah kita laki-laki mau seperti perempuan? MALU!-
Di kiri-kanan depan-belakang; puluhan bahkan ratusan rumah-rumah kaum muslimin yang berada disekitar masjid yang didalam tiap rumah tersebut ada beberapa laki-laki tapi enggan melangkahkan kakinya ke masjid untuk sholat berjama’ah; malu dengan orang-orang tua berumur yang cinta ke masjid; padahal ini sunnah yang ‘azima dan syiar Islam yang besar.
Andaikata sabda Nabi ini, Sunnah Nabi ini mendapat tempat dihati kaum muslimin in syaa Allah masjid tidak akan bisa menampung; berbondong-bondong laki-laki muslim sholat lima waktu di masjid seperti hari Jum’at; Allah akan muliakan mereka, tinggilah orang-orang muslim dan rendahlah orang-orang kafirin.
Mengerikan bagi orang-orang kafir melihat kaum muslimin memenuhi masjid di lima waktu sholat.
– Catatan faedah dari penjelasan Ustadz Abdul Hakim Amir Abdat حفظه الله تعالى