Ada Ustadz bukan Salaf, kita menganggap dia Salaf, kita duduk di majelisnya, bahaya atau tidak? -BAHAYA!-.
Lalu sekarang ada Ustadz Salaf kita menganggap dia bukan Salaf, akhirnya kita tidak mau duduk di majelis dia, bahaya atau tidak? -TIDAK BAHAYA-. Apakah Ustadz Salaf hanya dia seorang? Apakah harus kita duduk di semua majelis Ustadz Salaf se-Indonesia? -Tentu tidak-, tergantung tempat, tergantung kesempatan, tergantung jarak, dan banyak faktor lainnya.
Maka jika ada Ustadz Salaf yang benar-benar Salaf kita salah faham menganggap dia bukan Salaf, kita tidak mau duduk di majelis dia, apakah jadi masalah, apakah berbahaya? -TIDAK!-.
Tapi tahan saja mulut kita, tidak perlu mencaci maki, tidak perlu menjelek-jelekan, tidak perlu membuat onar, yang penting kita tidak duduk di majelisnya, eh.. ternyata dia Salaf, rugikah kita? -TIDAK, ITU LEBIH BAIK-.
SALAH TIDAK DUDUK JAUH LEBIH BAIK DARIPADA SALAH DUDUK.
Syubhat itu luarbiasa, pelan, pelan, pelan, apalagi ucapan bagus, orasinya bagus, tentu semuanya berilmu, tentu semuanya mungkin hafal ratusan ayat, bahkan mungkin hafal 30 juz, 25 juz, mungkin hafal ratusan bahkan ribuan hadits, tapi apakah ketika hafal itu semua itu semua pasti tidak terkena syubhat? -TIDAK ADA JAMINAN-
– Catatan faedah dari kajian kitab Ar-Risalah oleh Ustadz Muhtarom حفظه الله تعالى