Metode “memperbanyak nukilan” adalah salah satu bentuk cara penulisan…
Bahkan tulisan Imam Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H) disifati oleh pen-tahqiiq “Ash-Shawaa-‘iq Al-Mursalah” dengan perkataannya:
“Sungguh, orang yang menela’ah rujukan-rujukan Kitab ini; maka akan dia dapati: pengumpulan berbagai macam nukilan.
Sampai-sampai hampir bisa dipastikan bahwa: KITAB INI HANYALAH: KUMPULAN BERBAGAI NUKILAN, DAN PENULIS TIDAK PUNYA ANDIL (SELAIN HANYA MENUKIL).
Akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Bahkan Imam Ibnul Qayyim mengolah kembali nukilan-nukilan tersebut…”
[Muqaddimah “Ash-Shawaa-iq Al-Mursalah (I/103)]
Jadi, selain memperbanyak nukilan; maka penulis juga berupaya untuk:
“- MERINGKAS…
– MERAPIKAN…
– MENAMBAH…
– MENERTIBKAN…
– MENGUMPULKAN…
– DAN MEMBERI BAB (JUDUL)… “
Dan itulah cara penulisan Imam Suyuthi (wafat th. 911H) & Al-‘Allamah Shiddiq Hasan Khan (wafat th. 1248 H) -rahimahumallaah-.
Syaikh ‘Ali bin Hasan Al-Halabi -hafizhahullaah- berkata:
“Dan ini adalah cara (penulisan) yang menunjukkan atas keluasan dalam berbagai ilmu, serta penelitian terhadap berbagai kitab & cabang (ilmu).
Jadi, (cara penulisan semacam ini) bukanlah perkara yang mudah dan remeh -sebagaimana disangka oleh sebagian orang yang menisbatkan diri kepada ilmu-.”
[Muqaddimah “Al-Hiththah Fii Dzikri Ash-Shihaah As-Sittah” (hlm. 17-18)]
– Ditulis oleh Ustadz Ahmad Hendrix حفظه الله تعالى
Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=386703291670553