Sepanjang zaman para ulama berhadapan dengan ahlu bida; -mentahdzir ahlu bida-. Para ulama lebih suka mentahdzir ahlu bida dibanding mentahdzir Yahudi dan Nasrani, -kenapa-? Karena Yahudi dan Nasrani jelas kesesatannya, SEMENTARA AHLU BIDA SAMAR PENUH DENGAN SYUBHAT.
Lihat para ulama di kitab-kitab mereka, isinya tahdziran kepada firqoh-firqoh sesat; -sedikit sekali tahdziran kepada Yahudi dan Nasrani-.
Agar apa para ulama membahasa kesesatan firqoh-firqoh? AGAR MANUSIA SELAMAT DARI SYUBHAT-SYUBHAT mereka.
Kulit dan jenis mereka sama dengan kita kaum Salaf, -sesama muslim-, mereka pun berkata mengikuti al-Qur’an dan as-Sunnah; -tetapi ini hanya teori-. Berbeda dengan Salaf yang membahas ilmu secara terperinci, sedangkan mereka -ahlu bida- hanya bicara di tepian saja.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah mengabarkan tentang hal ini:
إنكم اليوم في زمان كثير علماؤه قليل خطباؤه من ترك عشر ما يعرف فقد هوى، ويأتي من بعد زمان كثير خطباؤه قليل علماؤه من استمسك بعشر ما يعرف فقد نجا
”Sesungguhnya kamu pada hari ini berada pada zaman dimana banyak sekali ulamanya dan sedikit sekali khutobaa’nya, barang siapa yang meninggalkan sepersepuluh dari apa yang telah ia ketahui (dari urusan agamanya) maka sesungguhnya ia telah mengikuti hawa nafsu. Dan akan datang nanti suatu zaman dimana banyak sekali khutobaa’nya dan sedikit sekali ulamanya, barang siapa yang berpegang dengan sepersepuluh dari apa yang telah ia ketahui (dari urusan agamanya), maka sesungguhnya ia telah selamat.” [HR. Ahmad dalam Musnadnya (5/155). Silsilah ash-Shahiihah karya Syaikh al-Albani (no 2510).
Khutobaa’ yang dimaksud ialah pembicara tanpa ilmu dan pemahaman yang benar sedangkan ulama yang dimaksud ialah seorang fuqoha yaitu faqih(faham) terhadap ilmu agama ini.
Mungkin telah datang zamannya yang seperti ini, BANYAK SEKALI PARA PEMBICARA TANPA PEMAMAHAN YANG BENAR TERHADAP AGAMA ISLAM INI.
Kalau hanya modal hafalan, para imam imam firqoh sesat pun banyak memiliki hafalan tapi tidak diberikan kepemahaman yang baik oleh Allah.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
”Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan (fahamkan) ia dalam masalah agama ini.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Salah satu tanda kebaikan dari Allah untuk seseorang ialah diberikannya PEMAHAMAN BUKAN SEKEDAR HAFALAN.
– Kiriman catatan faedah dari akhuna Barly Abinya Salman dari kajian kitab Syarhus-Sunnah karya Imam Al-Barbahari oleh Ustadz Muhtarom حفظه الله تعالى