Mereka ahlul bida memaksa orang lain untuk mengikuti madzhab dan acara mereka, baik secara sukarela ataupun terpaksa; mau terpaksa tidak apa-apa, mau sukarela silahkan.
Adapun ahlus sunnah hanya secara sukarela; ini hujjah-nya kalau maulidan bid’ah, tahlilan bid’ah; -MAU NGEYEL? YA TERSERAH-. Apa kita harus obrak-abrik orang yang maulidan yang tahlilan? -Kan tidak-; Kita sudah sampaikan hujjah; ini sesat, ini tidak ada contoh dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
Beliau Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- seumur hidup selama 23 tahun melewati 12 Rabbiul Awwal; berarti 23 kali beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagai Nabi melewatinya tapi tidak ada satu riwayatpun bahwa beliau pernah ceramah khusus, beliau dzikir khusus atau acara khusus lainnya; begitu juga Abu Bakr, Umar dan para sahabat melewati hari atau tanggal tersebut dan tidak ada satupun melakukan acara-acara khusus demikian; -INI HUJJAH, GAK TERIMA? YA SUDAH-.
Maka ahlus sunnah tidak memaksa, berbeda dengan mereaka ahlul bida. Tetapi kita Ahlus sunnah walalupun demikian tetap tidak boleh membantu kemaksiatan mereka dalam bentuk apapun walaupun dengan uang seribu perak, lima ribu perak untuk membantu terjadi dan berlangsungnya bid’ah dan kemaksiatan.
– Catatan faedah dari kajian Ciri-ciri Ahlul Bida oleh Ustadz Muhtarom حفظه الله تعالى