Agama Dibangun Bukan Berdasarkan Perasaan

Iya..! Seandainya agama dibangun dengan dasar perasaan maka yang lebih berhak menjadi pemimpin itu wanita karena wanita mengedepankan perasaannya.

Agama adalah wahyu dan petunjuk yang datang dari langit.

Allah Robbul’alamin berfirman,

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ [المائدة/]48

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu”. (QS. Al-Maa’idah : 48)

Kata sebagian orang,
“Perasaan maulid Nabi baik ah.. kan bentuk cinta kita kepada Rosul..”
“Perasaan tahlilan kematian baik deh.. kan kita mendoakan si mayit..”
“Perasaan merayakan hari Ibu baik loh.. kan salah satu bentuk bakti kita kepada orangtua..”

“Kan isinya ibadah..”

Ini kan hanya perasaan saja, belum tentu benar secara syariat.

Perasaan merupakan suatu anugerah yang Allah Robbul’alamin berikan kepada manusia yang bisa mendorong manusia berbuat kepada kebaikan dan atau kepada keburukan, maka selayaknya kita arahkan perasaan kita kepada hal yang menghasilkan kebaikan dan ketaatan terutama dalam ibadah. Karena hukum asal ibadah itu haram sampai ada dalil yang memerintahkan sedangkan hukum asal perkara adalah mubah sampai ada dalil yang melarang.

Ada kaedah fikih yang cukup ma’ruf di kalangan para ulama,

الأصل في العبادات التحريم

“Hukum asal ibadah adalah haram (sampai adanya dalil).”

Jadi jangan pakai perasaan ya jika beragama.. Pakailah dalil!

Leave a Reply

Your email address will not be published.